Merek Lokal dan Strategi Go Global

Di era globalisasi dan digitalisasi yang semakin pesat, merek lokal menghadapi peluang sekaligus tantangan luar biasa untuk menembus kancah internasional. Untuk Indonesia, “merek lokal go global” bukan cuma jargon, tapi juga menjadi kebutuhan strategis agar produk dan budaya bangsa bisa dikenal serta bersaing di pasar dunia. Artikel ini membahas kenapa strategi go global penting, apa saja langkah praktis, tantangan yang sering muncul, serta contoh nyata merek lokal Indonesia yang berhasil dengan data terkini.

Ada beberapa alasan kenapa ekspansi global menjadi strategi yang tak bisa diabaikan:

• Pasar domestik terbatas — Pertumbuhan pendapatan dari pasar lokal bisa capai titik jenuh. Dengan mengambil pasar luar negeri, peluang pertumbuhan pendapatan bisa jauh lebih besar.
• Diversifikasi risiko — Ketika kondisi ekonomi lokal mengalami krisis atau perlambatan, pendapatan dari pasar internasional bisa menjadi penopang.
• Brand value & reputasi — Produk yang sukses di banyak negara akan meningkatkan kepercayaan konsumen bahkan di dalam negeri. Reputasi internasional memperkuat identitas merek.
• Eksposur teknologi & inovasi — Interaksi dengan pasar global mendorong inovasi, standarisasi, kualitas yang lebih tinggi, dan adopsi teknologi terkini.

Berikut beberapa data & fakta terkini yang menunjukkan bahwa ekspansi global bukan lagi mimpi:

• Brand-brand seperti Indomie, Kopiko, dan Kapal Api telah lama berada di pasar internasional. Indomie misalnya sudah hadir di lebih dari 100 negara. BCA Prioritas+1
• Produk makanan & minuman ekspor pada kuartal I 2024 menyumbang USD 9,18 miliar (sekitar Rp150,3 triliun) terhadap total ekspor non-migas Indonesia. BCA Prioritas
• Brand Indonesia Excellence Award 2025 menunjukkan bahwa dari 8.791 brand lokal yang diteliti, banyak yang memiliki rating konsumen tinggi (≥4,5) dan performa digital yang kuat. Trasnco
• Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) mempercepat proses pendaftaran merek (dari ≈9 bulan ke sekitar 6 bulan bila tanpa hambatan), serta mendorong revisi UU Merek & Indikasi Geografis agar lebih responsif terhadap kebutuhan global.

Untuk merek lokal yang ingin go global, berikut strategi yang terbukti efektif:

Merek harus memiliki cerita yang kuat, terkait budaya, nilai, keunikan, dan misi sosial. Cerita ini harus mampu menyentuh konsumen internasional jangan cuma menjual produk, tapi juga pengalaman dan makna.

Konsumen di negara lain akan mengutamakan keamanan, kualitas, dan kepatuhan terhadap regulasi setempat. Sertifikasi seperti ISO, sertifikasi halal internasional, FDA (untuk AS), ataupun label mutu/pangan dari Uni Eropa bisa membuka pintu besar.

Setiap negara memiliki selera, budaya, bahasa, bahkan regulasi yang berbeda. Riset mendalam tentang preferensi konsumen lokal sangat penting. Adaptasi produk, kemasan, bahasa promosi, dan bahkan saluran distribusi sesuai target pasar.

Merek harus didaftarkan, dilindungi haknya, agar tidak mudah ditiru atau digugat. Dengan adanya revisi UU Merek dan Indikasi Geografis, pemerintah menginginkan proses yang lebih cepat dan kepastian hukum.

Kerja sama dengan distributor asing, importir, partner lokal di negara target, pameran internasional, business matching; semua ini mempercepat penetrasi pasar global.

Peluang pasar lebih luas – Dengan masuk ke pasar internasional, merek lokal bisa meningkatkan jumlah konsumen secara signifikan. Tidak hanya bergantung pada pasar domestik.

Meningkatkan nilai dan reputasi merek – Ketika produk diterima di berbagai negara, citra merek menjadi lebih kuat dan meningkatkan kepercayaan konsumen, bahkan di dalam negeri.

Diversifikasi risiko bisnis – Ketika ekonomi lokal melambat, penjualan dari pasar global bisa menjadi penopang bisnis.

Mendorong inovasi dan standar kualitas – Kompetisi di pasar global memaksa merek untuk terus berinovasi, menjaga standar internasional, dan meningkatkan kualitas produk.

Kontribusi pada ekonomi nasional – Merek lokal yang sukses di luar negeri bisa membawa devisa, membuka lapangan kerja, dan memperkuat daya saing bangsa.

BACA JUGA: Chatbot Voice vs Chatbot TekChatbot Voice vs Chatbot Teks: Trend Baru

Biaya operasional tinggi – Proses ekspansi global membutuhkan modal besar, mulai dari logistik, promosi, sertifikasi, hingga adaptasi produk.

Kompleksitas regulasi – Setiap negara memiliki aturan impor, keamanan produk, hingga izin edar yang berbeda, dan ini seringkali rumit serta memakan waktu.

Risiko budaya dan selera pasar – Produk yang laku di Indonesia belum tentu diterima di negara lain, karena perbedaan budaya, selera, dan preferensi konsumen.

Persaingan ketat dengan brand global – Merek lokal harus bersaing dengan perusahaan besar yang punya sumber daya, jaringan distribusi, dan brand recognition lebih kuat.

Potensi pelanggaran merek – Tanpa perlindungan hukum yang tepat, merek lokal bisa ditiru atau diakui oleh pihak lain di negara tujuan.

Kopi Kenangan: Sebagai kedai kopi lokal, Kopi Kenangan telah membuka lebih dari 900 outlet dan mulai masuk ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Filipina, bahkan merencanakan ekspansi ke India dan Australia. Wikipedia

Indomie: Sudah sangat dikenal di banyak negara, bukan cuma sebagai mie instan biasa tetapi sebagai bagian dari budaya kuliner di komunitas diaspora dan lokal. BCA Prioritas+1

Kopiko, Tolak Angin, Kapal Api: Produk-produk ini sudah menembus berbagai negara. Kopiko misalnya ada di puluhan negara; Tolak Angin sudah didistribusikan di luar Indonesia.Kopi Kenangan: Sebagai kedai kopi lokal, Kopi Kenangan telah membuka lebih dari 900 outlet dan mulai masuk ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Filipina, bahkan merencanakan ekspansi ke India dan Australia. Wikipedia

Indomie: Sudah sangat dikenal di banyak negara, bukan cuma sebagai mie instan biasa tetapi sebagai bagian dari budaya kuliner di komunitas diaspora dan lokal.

Kopiko, Tolak Angin, Kapal Api: Produk-produk ini sudah menembus berbagai negara. Kopiko misalnya ada di puluhan negara; Tolak Angin sudah didistribusikan di luar Indonesia.opi Kenangan: Sebagai kedai kopi lokal, Kopi Kenangan telah membuka lebih dari 900 outlet dan mulai masuk ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Filipina, bahkan merencanakan ekspansi ke India dan Australia. Wikipedia

Indomie: Sudah sangat dikenal di banyak negara, bukan cuma sebagai mie instan biasa tetapi sebagai bagian dari budaya kuliner di komunitas diaspora dan lokal. BCA Prioritas+1

Kopiko, Tolak Angin, Kapal Api: Produk-produk ini sudah menembus berbagai negara. Kopiko misalnya ada di puluhan negara; Tolak Angin sudah didistribusikan di luar Indonesia.

6. Rangkuman Strategi Praktis untuk Merek Lokal Mau Go Global

1. Profile brand secara jelas: misi, visi, nilai unik.
2. Pastikan produk siap secara kualitas dan sertifikasi.
3. Bangun identitas visual dan kemasan yang menarik dan sesuai budaya target.
4. Gunakan pemasaran digital & saluran distribusi global.
5. Daftar merek dan lindungi keunikannya secara hukum.
6. Kolaborasi strategis & partisipasi dalam ajang internasional.
7. Menjaga kualitas dan kepercayaan konsumen, karena reputasi adalah aset jangka panjang.

7. Kesimpulan

Merek lokal memiliki potensi yang sangat besar untuk bersinar di kancah global. Bukan hanya dari sisi produk, tetapi melalui storytelling yang kuat, proteksi merek, adaptasi strategi, dan inovasi digital. Pemerintah Indonesia sudah melakukan langkah-langkah pendukung—seperti revisi regulasi dan percepatan pendaftaran merek—yang menjadi sinyal positif bagi para pelaku usaha.

Jika merek lokal berhasil menyeimbangkan keaslian budaya dan kebutuhan pasar global, peluangnya bukan hanya dikenal, tetapi juga dicintai di berbagai negara.

---

Anda pemilik bisnis lokal? Mulailah langkah Anda hari ini: identifikasi keunikan produk Anda, daftarkan merek secara resmi, dan siapkan strategi digital global. Konsultasikan dengan ahli branding atau lembaga ekspor terdekat—biarkan merek lokal Anda tidak hanya dikenal, tapi bersinar di pasar dunia.

ARTIKEL LAINNYA : Bangun Customer Experience Lebih dari Sekadar Produk

,